Sepucuk warkah indah dititipkan oleh "secret admire" buat gadis-gadis di luar sana..juga aku di sini..
“ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKAATUH “ seuntai kata dari warkah itu mulai di baca..
“WAALAIKUMUSSALAM WARAHMATULLAHI WABARAKAATUH” jawab gadis-gadis anggun berjilbab itu-lagi.
“ukhti… yang dinantikan syurga “ satu persatu murobbiyah mulai mengalirkan kata-kata dari warkah yang di bacanya..
Ukhti..Labuhnya tudung dan jilbabmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju redha tuhanmu,mungkinkah labuhnya tudungmu hanya sebagai fesyen atau gaya zaman sekarang, atau mungkin tudung labuhmu hanya dijadikan alat perangkap busuk supaya berjaya mendapatkan ikhwan yang diidamkan bahkan mungkin tudung labuhmu hanya akan dijadikan sebagai identitimu saja, supaya bisa mendapat gelaran akhawat dan dikagumi oleh ramai ikhwan.
Ukhti…tertutupnya tubuhmu tidak menjamin mampu menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri antum sendiri, cubalah perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, temanmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutup, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa disedari melalui kata-kata umpatan yang sudah membekas semua aib keluargamu, aib saudaramu, bahkan aib temanmu melalui lisan manismu.
Ukhti…lembutnya suaramu mungkin selembut sutera bahkan lebih daripada itu, tapi adakah kelembutan suara antum sama dengan lembutnya kasihmu pada saudaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu..
Ukhti…lembutnya parasmu tak menjamin selembut hatimu, adakah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak Palestin terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa sekalipun sehingga titisan darah terakhir, adakah selembut itu hatimu atau sebaliknya hatimu sekeras batu yang gah dan tidak terkesan melihat ketertindasan orang lain.
Ukhti…rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan solat malammu, mungkinkah malam-malammu dilewati dengan rasa rindu menuju Tuhanmu dengan bangun di tengah malam dan ditemani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya beralun membuat syaitan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut syaitan dan dilayan dengan bobokan mimpi-mimpi khayalmu bahkan lupa bila bangun solat subuh.
Ukhti…cerdasnya dirimu tak menjamin mampu mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, Mungkinkah temanmu boleh ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang antum dapatkan, atau antum tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang sangat mengerikan iaitu maksiat..
Ukhti…cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri antum sendiri, pernahkah antum menyedari bahawa kecantikan yang antum miliki hanya titipan ketika muda, apakah saat usia tujuh puluh tahun nanti antum masih terlihat cantik, jangan-jangan kecantikanmu hanya dijadikan perangkap jahat supaya bisa menakhluki hati ikhwan dengan senyuman-senyuman busukmu..
Ukhti…tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tunduknya semangatmu untuk berjihad menundukkan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuh yang akan antum hadapi mulai dari musuh-musuh Islam tercinta hinggalah musuh hawa nafsu peribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu..
Ukhti…tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama dengan tajamnya kepekaan dirimu terhadap warga sesamamu yang tertindas di Palestin mahupun Iraq, pernahkah antum menangis ketika mujahid dan mujahidah kecil tertembak mati, atau dengan selambanya membiarkan begitu saja, pernahkah antum merasakan bagaimana rasanya berjihad yang di lakukan oleh para mujahidah-mujahidah teladan..
Ukhti…lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang suka dan tega bermaksiat, cuba antum perhatikan dunia sekelilingmu masih ramai teman,saudara bahkan keluarga antum sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman. Mereka belum merasakan apa yang antum rasakan, boleh jadi salah seorang daripada keluargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan tidak mengikut syariat juga berperilaku binatang yang tidak keruan, sanggupkah antum menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka mampu sama-sama merasakan apa yang kamu rasakan iaitu betapa indah dan lazatnya hidup dalam kemuliaan islam..
Ukhti…tebalnya tudung dan jilbabmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang khalikmu, antum adalah salah satu sasaran syaitan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan, belakang, atas mahupun bawah semua syaitan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak lama lagi imanmu akan terumbang ambing oleh ombak tipu daya syaitan jika imanmu tidak betul-betul di jaga olehmu, banyak cara yang harus antum lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya dilakukan sejak dari sekarang,bila lagi antum harus cuba….
Ukhti…Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keluargamu sendiri, masihkah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya’ dan sombong, pernahkah antum membanggakan diri ketika kejayaan dakwah telah diraih dan merasa diri paling gah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas di antara rata-rata akhawat yang lain, sesombong itukah hatimu?? lalu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu pada Yang Esa?
Ukhti…rajinnya belajarmu tidak menjamin serajin infaqmu ke masjid atau musolla, sedarkah antum bahawa kotak-kotak derma dan sedekah di masjid masih terlihat kosong dan mengkhuatirkan, tidakkah antum memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa wang yang paling kecil dan paling lusuh yang antum masukkan, mahukah antum di beri rezeki seperti itu?
Ukhti…rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunat Isnin Khamis yang antum laksanakan , kejujuran hati tidak mampu di bohongi, tika semangat fizikal begitu bergelora untuk di laksanakan tapi, semangat rohani tanpa disedari turun drastik, puasa yaumul bith pun kadang kala dilupakan, apalagi puasa Isnin Khamis yang di rasakan terlalu rutin dalam seminggu, separah itukah hati antum, makanan fizikal yang antum fikirkan dan ternyata ruhiyah pun memerlukan stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi seimbang.
Ukhti…manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang kala sikap mu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang antum lewati, sikap ramahmu pada orang yang antum temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat sombong dan menyebalkan, kalau itu kenyataannya bagaimana orang lain akan simpati terhadap komuniti dakwah yang memerlukan banyak sokongan dan kadernya.. ingat!!! Dakwah tidak memerlukan antum tapi… antumlah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah‼
Ukhti…rajinnya solat malammu tidak menjamin keistiqamah rasulullah sebagai idolamu..
Ukhti…ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang khalikmu, masihkah antum senang bermanja-manjaan dengan tuhanmu dengan solat dhuhamu, solat malammu?
Ukhti…dirimu bagaikan kuntuman bunga yang mulai mekar dan mewangi, mahukah nama harummu di sia-siakan begitu saja atau bersediakah antum ketika sang mujahid akan segera menghampirimu..
Ukhti…masih ingatkah antum terhadap pepatah yang masih terngiang-ngiang sampai saat ini bahawa akhawat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumu..
Ukhti…Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan arah tuju kejayaan masuknya kedalam syurga rabbmu.maka, usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu..
Ukhti…muhasabah yang antum lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuan antum yang di lakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikit pun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, antum tidur dengan dengkuran begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai bila akhlak busuk mu di lupakan, kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai saat untuk memperbaiki diri?? bukankah akhawat yang hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik?
Ukhti…pernahkah antum bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang tampan lagi manis, badan yang sasa,dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apa yang antum fikirkan sama dengan yang ikhwan fikirkan iaitu ingin mencari isteri yang solehah dan seorang mujahidah, kenapa tidak dari sekarang antum mempersiapkan diri menjadi seorang mujahidah yang solehah.
Ukhti…apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap pada diri antum,seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau asyiknya menonton TV yang tidak keruan dan hanya kan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa membantu orang tua, bilakah antum akan menjadi anak yang birruwaalidain, kalau memang itu sikap antum..sampai bila?? Bila antum akan mendapat gelaran mujahidah atau akhawat solehah??
Ukhti…apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura tunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu matamu kembali liar layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tunduknya pandangannmu hanya menjadi alasan belaka kerana merasa bertudung labuh la..
Ukhti… hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah antum menjaga izzah yang antum milikinya?? atau sebaliknya antum bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu menjadi penyebab rosaknya diri dan akhlak akhawat yang lain, kadang-kadang orang lain akan membuat persepsi bahawa akhawat yang rosak akhlaknya sama sahaja dengan akhawat yang lain, jadi jika antum sendiri membuat kebaculan akhlak maka pasti ia memberi impak pada diri akhawat yang lain juga…
Ukhti…dirimu menjadi dambaan semua orang, kerana yakinlah pengemis sekalipun, bahkan perompak sekalipun tidak menginginkan isteri yang akhlaknya buruk tapi semua orang menginginkan isteri yang solehah, siapkah kita sekarang menjadi isteri solehah yang menjadi dambaan pemuda- pemuda mulia??
Selesai membaca, tak terasa murobbiyah dan mutarobbiyah pun mengeluarkan butiran-butiran halus dari matanya, mereka menangis, meratapi dan muhasabah bersama dalam liqo’atnya
Read more...